Dosa Jariyah

Nasib Amal Manusia di Hari Kiamat

Semua amal perbuatan itu tercatat dalam kitab catatan amal manusia entah amalan itu mulia atau hina, banyak atau sedikit, besar maupun kecil, kebaikan maupun keburukan.

وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ( الكهف 49)

Az Zuhaili menjelaskan ayat tersebut, maknanya setiap kitab catatan amal diletakkan di atas tangan masing-masing manusia pada saat hari perhitungan. Yang beruntung di sebelah kanan, dan yang celaka di sebelah kiri. Lalu engkau akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang isi dari buku amal itu, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan tertulis. Dan Tuhanmu tidak menganiaya/menghukum seorangpun tanpa adanya dosa dan tidak berlebihan dalam memberikan imbalan dan hukuman” (Tafsir Al Wajiz)

Ragam Amal Manusia

Maka amal-amal yang dilakukan oleh manusia beraneka ragam bentuknya. Mulai dari amal perbuatan baik atau buruk. Seluruh anggota tubuhnya akan menjadi saksi atas amal-amal itu. Mulai dari mata, kedua tangan, dan langkah-langkah kaki hamba pun ada catatan amalnya. Apakah ia berjalan menuju kepada kebaikan ataupun kepada keburukan? Ini semuanya dicatat dalam kitab Catatan Amal Manusia. Allah berfirman:

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( النور: 24)

َوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ (pada hari (ketika), lidah, mereka menjadi saksi atas mereka) Yakni atas apa yang telah mereka ucapkan.

وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم (serta tangan dan kaki mereka). Yakni atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia. Allah menjadikan anggota badan itu dapat berucap untuk memberi kesaksian atas mereka. (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir)

قال السعدي: وذلك العذاب يوم القيامة ﴿يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴾ فكل جارحة تشهد عليهم بما عملته، ينطقها الذي أنطق كل شيء، فلا يمكنه الإنكار، ولقد عدل في العباد، من جعل شهودهم من أنفسهم
وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ أَيْضًا: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ دَرَّاج، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ رسول الله صلى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:”إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، عُرف الْكَافِرُ بِعَمَلِهِ، فَيَجْحَدُ وَيُخَاصِمُ، فَيُقَالُ لَهُ: هَؤُلَاءِ جِيرَانُكَ يَشْهَدُونَ عَلَيْكَ. فَيَقُولُ: كَذَبُوا. فَيَقُولُ: أَهْلُكَ وَعَشِيرَتُكَ. فَيَقُولُ: كَذَبُوا، فَيَقُولُ: احْلِفُوا. فَيَحْلِفُونَ، ثُمَّ يُصمِتهم اللَّهُ، فَتَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَيْدِيهِمْ وَأَلْسِنَتُهُمْ، ثُمَّ يُدْخِلُهُمُ النَّارَ” (تفسير ابن جرير)

Diantara peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat yaitu firman Allah SWT.

إِنَّا نَحۡنُ نُحۡیِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ وَكُلَّ شَیۡءٍ أَحۡصَیۡنَـٰهُ فِیۤ إِمَامࣲ مُّبِینࣲ (يس ١٢)

Maka Lafadz وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ pada ayat tersebut memiliki makna jejak petualangan kehidupan manusia, segala aktivitas badannya dan amal perbuatannya baik lahir maupun batin. Karenanya setiap langkah kebaikan dicatat, setiap langkah keburukan juga dicatat.

Disebutkan dalam Al Haqqah :18-37.  * Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah).* Adapun orang yang kitabnya ) diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” * Sesungguhnya aku yakin, bahwa (sua-tu saat) aku akan menerima perhi-tungan terhadap diriku. *Maka orang itu berada dalam ke-hidupan yang diridai, *dalam surga yang tinggi, *buah-buahannya dekat *(kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” *Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, *Sehingga aku tidak mengetahui bagai-mana perhitunganku. *Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. *Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. *Kekuasaanku telah hilang dariku.” *(Allah berfirman), “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” *Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. *Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. *Sesungguhnya dialah orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. 34. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang mis-kin. *Maka pada hari ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. 36. Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. *Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.

فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ ۝ فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ ۝وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ ۝فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ ۝وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ ۝نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ ۝

Ingatlah! bahwa setiap amal perbuatan selama di dunia, beserta dampak atau pengaruhnya. Semua itu akan menjadi catatan amal kita. Dan itu akan diterima dalam bentuk raport catatan amal perbuatan.

فَأَمَّا مَنْ أُوْتِىَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًا وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتٰبَهٗ وَرَآءَ ظَهْرِهٖۙۦ فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ اِنَّهٗ كَانَ فِيْٓ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ إِنَّهٗ ظَنَّ أَنْ لَّنْ يَحُوْرَ بَلٰىۛ اِنَّ رَبَّهٗ كَانَ بِهٖۦ بَصِيْرًا

“Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!” Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sungguh, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya). Tidak demikian, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. (Al Insyiqaq 7-15)

Keyakinan Nikmat dan Adzab adalah Pasti Ada di Hari Kiamat

Umur manusia di dunia ada batasnya. Kematiannya tidak bisa ditunda atau disegerakan.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (34) الاعراف

Dari sisi maka Nikmat dan Azab itu pasti terjadi pada hari kiamat dan tidak dapat dipungkiri.

وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِیَةࣱ لَّا رَیۡبَ فِیهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ یَبۡعَثُ مَن فِی ٱلۡقُبُورِ (الحج 7)
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَـَٔاتِیَةࣱ لَّا رَیۡبَ فِیهَا وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یُؤۡمِنُونَ (المؤمن 59)

Catatan amal kebaikan itu pasti ada dan berbuah kebahagiaan. Catatan keburukan-keburukan itu pasti ada dan ditampakkan.

فَمَن یَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَیۡرࣰا یَرَهُۥ۝ مَن یَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةࣲ شَرࣰّا یَرَهُۥ ۝

Ada Amal Jariyah Ada Dosa Jariyah

Para penghuni kubur tergadai di kuburan mereka, terputus dari amalan shaleh, dan menunggu hari hisab yang tidak diketahui hasilnya. Mereka berada dalam kesepian, hanya ditemani amalnya ketika di dunia. Dalam suasana demikian, ada beberapa orang yang kebaikannya terus mengalir. Jasad mereka bersemayam dengan tenang di alam kubur, namun balasan pahala mereka tidak berhenti. Pahala mereka terus berdatangan, padahal mereka terdiam dalam kuburnya, menunggu datangnya kiamat. Sungguh masa pensiun yang sangat indah, yang tidak bisa terbeli dengan dunia seisinya.

Sebagaimana amal jariyah, maka dalam ajaran Islam ada juga dosa jariyah. Apakah dosa jariyah ini berbeda dengan dosa biasa? Ya, jelas berbeda. Dosa secara umum disematkan kepada pelakunya sendiri saja. Disebut dosa jariyah apabila orang tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja mengajak atau memelopori orang lain untuk berbuat dosa/maksiat dan orang lain mengikutinya walaupun hal itu dilakukan sepeninggal penggagasnya.

Bahkan dosa-dosa yang tidak dilakukan sekalipun, pasti tetap melekat pada diri mereka manakala hal itu adalah akibat dari dosa-dosa jariyah. Sebab lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas dosa-dosa itu yaitu dengan tampaknya bekas-bekas peninggalan dari perbuatan diri mereka sendiri dan pengaruhnya bagi orang lain. Dan Allah, Dia-lah Tuhan yang Maha Mampu menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, menjadikan bagian anggota tubuh itu dapat berbicara.

Bukti-bukti akan kebenaran ajaran ini diantaranya adalah:

• يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا (67) رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا (68)الاحزاب

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عن جرير بن عبد الله :  مَن سَنَّ سُنَّةً حَسنةً فعمِلَ بِها ، كانَ لَهُ أجرُها وَمِثْلُ أجرِ مَن عملَ بِها ، لا يَنقُصُ مِن أجورِهِم شيئًا ومن سنَّ سنَّةً سيِّئةً فعملَ بِها ، كانَ عليهِ وزرُها وَوِزْرُ مَن عملَ بِها من بعده لا ينقصُ من أوزارِهِم شيئًا

وعن أبي مسعود الأنصاري، قال: جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: إني أُبْدِعَ بي فاحملني، فقال: ((ما عندي))، فقال رجل: يا رسول الله، أنا أدله على من يحمله، فقال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: ((من دل على خير، فله مثلُ أجر فاعله))؛ [صحيح مسلم: ١٨٩٣].
وقال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: ((من أحيا سنة من سنتي، فعمل بها الناس: كان له مثل أجر من عمل بها، لا ينقص من أجورهم شيئًا، ومن ابتدع بدعة، فعمل بها: كان عليه أوزار من عمل بها، لا ينقص من أوزار من عمل بها شيئًا))؛ [سنن ابن ماجه: ٢٠٩]، وفي لفظ: ((إنه من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي، فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئًا، ومن ابتدع بدعة ضلالة لا ترضي الله ورسوله، كان عليه مثل آثام من عمل بها، لا ينقص ذلك من أوزار الناس شيئًا))؛ [سنن الترمذي: ٢٦٧٧].
وقال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: ((من دعا إلى هدًى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومن دعا إلى ضلالة، كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئًا))؛ [صحيح مسلم: ٢٦٧٤].

Kisah Keluarga Bani Salimah yang tinggal di Kota Madinah. Imam Nawawi meriwayatkan kisah tersebut dalam kitabnya Riyadlus Shâlihîn:

وعن جابر رضي الله عنه قَالَ: خَلَت البِقاعُ حولَ المَسْجِدِ، فَأَرَادَ بَنُو سَلمَةَ أَنْ يَنْتَقِلُوا قُرْبَ المَسْجِدِ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النبي صلى الله عليه وسلم فَقَالَ لَهُمْ: انه بَلَغَنِي أنَّكُم تُريدُونَ أَنْ تَنْتَقِلُوا قُرْبَ المَسْجِدِ قالوا: نعم، يا رَسُول اللَّهِ، قَدْ أرَدْنَا ذَلِكَ. فَقَالَ: بَنِي سَلِمَةَ دِيَارَكُم تُكْتَبْ آثارُكُمْ، دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثارُكُمْ فقالوا: مَا يَسُرُّنَا أنَّا كُنَّا تَحَوَّلْنَا

Artinya:
Dari Jabir radliyallâhu ‘anhu ia berkata, “Ada beberapa petak tanah yang kosong di sekitar masjid Nabawi. Maka Bani Salimah berkeinginan untuk berpindah ke dekat masjid. Hal itu sampai kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka kepada mereka beliau berkata, “telah sampai kepadaku berita bahwa kalian ingin berpindah ke dekat masjid?” Mereka menjawab, “Benar, wahai Rasulullah. Kami menginginkan itu.” Maka Rasul bersabda, “Wahai Bani Salimah, tetapilah rumah kalian, akan dicatat jejak kalian. Tetapilah rumah kalian, akan dicatat jejak kalian.” Mereka berkata, “Tak ada yang membahagiakan kami untuk berpindah rumah.” (HR. Muslim)

Hadits Nabi SAW yang berbunyi:

إِذَا مَاتَ الإنْسَانُ انْقَطَعَ عنْه عَمَلُهُ إِلَّا مِن ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِن صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو له. (( رواه مسلم))

Inilah Amalanmu

• Langkah kebaikan anda menuju masjid, tempat majelis ilmu, menjadi guru, membangun masjid, mengajarkan ilmu, menulis buku ilmiah akan tercatat dan menjadi amal jariyah.
• Setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang yang disebabkan oleh ilmu pengajaran, atau nasihat, atau amar ma’ruf dan nahi mungkar, ataupun catatan ilmu yang tersimpan pada buku-buku karangan para ulama saat masih hidup dan sesudah mati, atau melakukan kebaikan seperti shalat, zakat, sedekah atau suatu kebaikan yang diikuti oleh orang lain, atau membangun sebuah masjid atau salam satu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan yang serupa dengannya, maka sesungguhnya semua itu termasuk bekas-bekas peninggalan dari perbuatannya yang akan dicatat dan diterima. Inilah Amal Jariyah yang pahalanya dijanjikan akan terus mengalir pada pelaku kebaikan itu pertama kali dan pahala orang yang mencontohnya. Subhanallah!
• Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

• سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

• “Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani menilai hadis ini hasan).

• Dari Salman al-Farisi radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

“Berjaga di daerah perbatasan sehari semalam, lebih baik dari pada puasa dan tahajud selama satu bulan. Apabila ia wafat dalam perang tersebut, pahala dari amalnya ini tetap mengalir, demikian juga rezekinya, dan dia aman dari fitnah.” (HR. Muslim 5047).

Inilah Dosa Jariyahmu

Lantas, bagaimana jika amal perbuatan itu berupa keburukan?! langkah-langkah kaki itu menuju tempat keburukan, kemaksiatan tentu dan pasti akan dicatat. Apalagi ucapan, tulisan dan perbuatan maksiat, mengajak kepada kesyirikan, atheisme, pornografi dan lainnya, maka semuanya akan dicatat tanpa terkecuali. Siapapun yang menyebarkan atau memasang video/foto/cerita porno di internet juga akan menjadi dosa-dosa jariyah yang akan terus bertambah dan mengalir meskipun ia sudah meninggal dunia. Orang yang memasang ataupun menyebarkan video atau cerita porno di internet juga termasuk dosa jariyah. Sebab, postingannya akan dilihat atau dibaca orang lain hingga menimbulkan syahwat. Dengan begitu, segala dosa juga akan ditanggung oleh si pemasang video atau cerita tersebut. Inilah Dosa jariyah yang akan terus mengalir meskipun pelakunya telah meninggal dunia. Dan ini sangat berbahaya, banyak orang tidak menyadarinya.

قال السعدي : ﴿يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ﴾ فيذوقون حرها، ويشتد عليهم أمرها، ويتحسرون على ما أسلفوا.﴿يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولاَ﴾ فسلمنا من هذا العذاب، واستحققنا، كالمطيعين، جزيل الثواب. ولكن أمنية فات وقتها، فلم تفدهم إلا حسرة وندمًا، وهمًا، وغمًا، وألمًا.
﴿وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا﴾ وقلدناهم على ضلالهم، ﴿فَأَضَلُّونَا السَّبِيلاَ﴾ كقوله تعالى ﴿وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بعد إذ جاءني﴾ الآية.
﴿رَبَّنَاۤ ءَاتِهِمۡ ضِعۡفَیۡنِ مِنَ ٱلۡعَذَابِ وَٱلۡعَنۡهُمۡ لَعۡنࣰا كَبِیرࣰا﴾ [الأحزاب ٦٨]ولما علموا أنهم هم وكبراءهم مستحقون للعقاب، أرادوا أن يشتفوا ممن أضلوهم، فقالوا: ﴿رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا﴾ فيقول اللّه لكل ضعف، فكلكم اشتركتم في الكفر والمعاصي، فتشتركون في العقاب، وإن تفاوت عذاب بعضكم على بعض بحسب تفاوت الجرم.

Hikmah Dari Itu

Semua itu ada tujuannya. Mengajak orang lain pada kebaikan Islam akan membuat seseorang menerima amal jariyah. Ia akan menerima pahala kebaikan yang dilakukannya sendiri dan juga pahala kebaikan orang-orang yang mengikutinya. Demikian juga mengajak orang lain pada kemaksiatan juga akan membuat seseorang menerima dosa jariyah. Seorang yang mengajak pada kemaksiatan mereka akan memikul beban dosa dirinya dan juga orang yang mengikutinya. Allah SWT berfirman,

لِيَحْمِلُوٓا۟ أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ ( النحل 25)

Syaikh Abu Bakar Al Jazairi menernagkan makna ayat tersebut yakni agar mereka dosa mereka serta dosa orang-orang yang telah mereka halangi dari jalan Allah, secara sempurna serta tidak dikurangi sama sekali kelak pada hari kiamat, sedangkan mereka tidak menyadarinya, karena barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan memikul dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa pelakunya sedikitpun, begitu pula bagi yang mengajak kepada hidayah, baginya pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala pelakunya sedikitpun

Nasehat Terakhir

Berhati-hatilah wahai jamaah sekalian. Terhadap dosa jariyah ini. Ia adalah dosa yang akan terus mengalir pada diri seseorang sekalipun orang itu telah meninggal dunia. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada orang tersebut sekalipun tidak lagi mengerjakan perbuatan tersebut.

Allah berfirman:

﴿یَـٰبُنَیَّ إِنَّهَاۤ إِن تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةࣲ مِّنۡ خَرۡدَلࣲ فَتَكُن فِی صَخۡرَةٍ أَوۡ فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ أَوۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ یَأۡتِ بِهَا ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِیفٌ خَبِیرࣱ﴾ [لقمان ١٦]

(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
Berhati-hatilah wahai jamaah sekalian. Kita hidup di dunia ini hanya sekali, kebutuhan kita terhadap amal sholih lebih banyak dari pada kepada keburukan. Berlomba-lombalah melakukan kebaikan “Fastabiqul Khoirat”, kumpulkan pundi-pundi amal ketaatan. Ada kebaikan lakukan dan sebarkan semoga bisa menjadi amal jariyah. Ada keburukan tahanlah dan nasehati itu, semoga ada perubahan menjadi lebih baik dan kita semua terhindar dari bahaya dosa jariyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *