Beberapa Hal yang Dilarang dalam Islam

عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ اشْتَرَى غُلَامًا حَجَّامًا ، فَقَالَ: «إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الدَّمِ ، وَثَمَنِ الْكَلْبِ ، وَكَسْبِ الْبَغِيُّ، وَلَعَنَ َآكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ وَالْمُصَوِّرَ. (صحيح البخاري، رقم الحديث ٥٩٦٢).

Dari Abu Juḥaifah raḍiyallāhu ‘anhu, ia pernah membeli seorang budak tukang bekam, lalu ia berkata, “Sesungguhnya Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam melarang hasil upah penjualan darah, hasil penjualan
anjing, dan hasil pelacuran. Beliau juga melaknat pemakan riba dan yang memberi makan dengan riba, orang yang menato dan yang minta ditato, serta melaknat orang yang menggambar.” (Sahih Bukhari
Nomor 5962).

Beberapa faedah hadis ini

  1. Setiap muslim hendaknya selalu merasa diawasi oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā dalam keadaan tersembunyi maupun terangterangan, selalu aktif dalam belajar ilmu-ilmu Islam dan menjauhkan
    larangan Allah, karena demikian itu merupakan tanda kebahagiaan di dunia ini dan akhirat kelak.
  2. Agama Islam selalu membuka peluang bagi manusia untuk mencari usaha yang halal berupa perdagangan dan sarana lain yang disyariatkan seperti pertanian dan industri. Ajaran Islam melarang manusia mencari nafkah melalui jalan yang diharamkan, seperti hasil dari penjualan darah, anjing, dan hasil pelacuran. Islam juga melarang praktik riba dan hal-hal haram lainnya.
  3. Hadis ini mencakup dalil yang jelas tentang larangan membuat tato di badan dan menggambar makhluk bernyawa

Perawi hadis
Abu Juḥaifah raḍiyallāhu ‘anhu adalah sahabat yang terkenal. Nama lengkapnya Wahab bin Abdullāh As-Suwā`i Al-Kūfi. Ada yang mengatakan, namanya Wahab Al-Khair. Ketika Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam wafat, Abu Juḥaifah belum mencapai usia balig. Ia meriwayatkan 45 hadis dari Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam seperti disebutkan di dalam kitab-kitab hadis. Abu Juḥaifah tinggal di Kufah, sampai wafat di sana pada tahun 74 H. Ada yang mengatakan pendapat yang lain. Allāhu A’lam.

Sumber: Hadis 10 (Himpunan 90 Hadits Pilihan, Dr. Muhammad Murtaza bin Aish)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *